Jumat, 29 November 2013

Kerja disini Atau Buat Perusahaan seperti ini ! Google



Perut kenyang, suasana kerja menyenangkan, kalau pun gagal dalam pekerjaan juga tak masalah dan tak akan dimaki-maki oleh bos besar. Siapa juga yang tak mau kerja di Google?

Ya, Google memang perusahaan yang unik dan tentu saja jadi idaman banyak orang. Dan kabar baiknya, Google akhirnya resmi punya kantor di Indonesia. Dan menariknya lagi, perusahaan ini ternyata masih buka lowongan.

"Kami bukan pabrik. Kami juga bukan serious flat company. We're fun company. Teknologi tak harus (selalu) serius. Motto kami, we do cool things that matter," kata salah satu bos Google saat menemani berkeliling kantor barunya di Senayan, Jakarta.

Apa saja yang akan dilakukan Google di Indonesia? Kami jamin, kisah-kisah berikut ini akan membuat Anda berpikir untuk melamar kerja di Google.


1. Buka Kantor



Google akhirnya resmi membuka kantor perwakilannya di Indonesia setelah satu setengah tahun lebih beroperasi di negeri ini melalui virtual office. Kantor tersebut terletak di puncak gedung Sentral Senayan II, Jakarta.

Melalui kantor baru ini, Google menyatakan akan mempertegas komitmennya dalam mengembangkan layanan di Indonesia. Kata Rudy Ramawy, Country Head of Google Indonesia, pihaknya akan melakukan banyak hal mulai tahun depan.

"Dengan adanya kantor baru ini, kami dipersiapkan untuk berkontribusi bagi konsumen dan bisnis di Indonesia, agar mereka mendapatkan manfaat lebih dari internet," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, detikINET juga diberi kesempatan untuk berkeliling kantor baru Google yang didesain sangat menyenangkan dan dibuat senyaman mungkin. Bisa untuk rapat maupun bersantai.


Mulai dari lobi, kita akan menemui logo Google dengan ukiran cap batik.



"Cap batik di belakang logo Google itu ide saya karena ada negara tetangga yang mengklaim batik. Di kantor mereka juga sudah ada elemen kain batik. Itu sebabnya kami bikin juga yang ada cap batiknya sebagai simbol sumber dari batik. Kalau nggak ada capnya, ya nggak ada batiknya," papar Rudy.



Masuk lebih ke dalam, di situ juga banyak ruangan yang diberi nama cukup unik dan agak nyeleneh, mulai dari 'pangkalan ojek' hingga 'gelora asmara'. Juga ada ruang santai untuk tidur-tiduran maupun untuk main game. Ruangan untuk meeting pun bebas bisa di mana saja dan santai tanpa sekat pembatas.



Di dalam satu ruangan kerja juga ada becak yang tergantung di atap. Kata Rudy, ini untuk ciri khas Jakarta yang sudah sangat jarang bisa menemui becak. Di ruangan itu, temboknya juga bisa dicorat-coret untuk meeting atau saat nemu ide. Sayangnya, media tak boleh mengambil gambar di ruangan ini.

"Dulu saat saya pertama kali kerja di sini, saya tanya, 'di mana kantornya?' Lalu orang Google bilang sambil menunjuk ke laptop, 'ya di situ kantor kamu!'. Dan sekarang, senang sekali akhirnya punya kantor beneran," kenang Rudy.



Sejauh ini, Google telah memiliki 129 kantor perwakilan di 57 negara dengan jumlah pegawai sebanyak 41 ribu. Menurut Rudy, fasilitas yang ada di Google Indonesia hampir sama dengan kantor-kantor Google di negara lain.

Kantor Google di Indonesia memang masih tampak lowong, pegawainya pun kata Rudy baru separuh dari kapasitas ruangan yang ada. Apakah artinya Google masih buka lowongan pekerjaan?

"Ya, kalau memang merasa mampu dan punya kapabilitas untuk membuat dunia jadi lebih baik, coba sajaapply ke sini. Kami suka merekrut orang-orang dengan berbagai latar belakang yang unik," katanya.

Anda tertarik?



2. Internet Gratis



Google adalah perusahaan berbasis internet. Jelas, apapun yang dilakukan oleh Google akan melulu berhubungan dengan internet dan pengembangan sumber daya manusia.

"Kami sejak awal fokus untuk membidik pasar di Indonesia sebab menurut analisa kami, masih banyak hal dari sisi internet yang perlu dikembangkan di negeri ini," kata Rudy.

Google merasa tertantang untuk membangun ekosistem online di Indonesia, yang tentu saja mmebutuhkan waktu lama dan kesinambungan stakeholder, serta infrastruktur dan konten.



"Melalui kantor baru kami dipersiapkan untuk berkontribusi bagi konsumen dan bisnis di Indonesia, agar mereka mendapatkan manfaat lebih dari internet," paparnya lebih lanjut.

Untuk memperkenalkan internet, Google juga tengah menguji coba program Balon Wifi dan Passport Wifi. Tujuannya agar pengguna di Indonesia lebih mudah untuk mendapatkan akses internet dengan tarif murah, syukur-syukur kalau bisa gratis.

"Wifi passport itu sebenarnya project dari para ISP Indonesia. Kami hanya membantu menyiapkan aplikasi Android yang memungkinkan pengguna masuk ke jaringan ISP. Fungsi kita cuma bikin apps yang bisa memudahkan para pengguna," papar Rudi.



"Ini baru trial, sambil jalan kita evaluasi. Untuk pengembangan jaringan ya dari ISP sendiri. Kami melihat masih banyak yang bisa dilakukan untuk membangun ekosistem online di Indonesia," jelasnya lebih lanjut.

"Tahun tahun depan kami akan terus memperbaiki layanan, terutama layanan peta, pengembangan konten lokal di Youtube, pemberdayaan usaha kecil menengah, dan edukasi sistem operasi Android," ungkap Rudy saat perkenalan kantor baru Google.



Peta Digital



Langkah Google untuk mendigitalkan Indonesia dimulai dari pemetaan. Untuk layanan peta, Google akan terus memperbaiki layanan Google Maps terutama fitur Google Street View. Saat ini layanan Google Street View baru ada di Jakarta, Surabaya, dan Bali.

"Masih ada beberapa kota yang kami bidik tahun depan seperti di Bandung, Yogyakarta, kota-kota wilayah Sumatera, dan Surabaya," papar Rudy.



Saat semua peta dan kondisi jalan di Indonesia terangkum di Google Street View dan Google Maps, maka orang akan lebih mudah untuk mencari tahu lokasi yang diinginkan.

Selain itu, Google juga punya program untuk mendigitalisasi seluruh peninggalan budaya di Indonesia. Saat ini, project telah dilakukan dengan memasukkan seluruh konten yang ada di museum nasional ke dalam layanan Google.





4. YouTube



Dikatakan oleh Google, layanan yang paling banyak diakses di Google setelah pencarian melalui search engine adalah YouTube. Layanan video sharing ini merupakan situs yang paling banyak dikunjungi setiap hari.

Untuk pengembangan YouTube di Indonesia, Google ingin menambah jumlah partner lokal yang melakukan upload video ke Youtube dan mendapat iklan. Google juga ingin melanjutkan edukasi ke para partner lokal, bahwa mereka bisa melakukan monetisasi atas video yang mereka upload ke Youtube.



"Selain jumlah partner lokal bertambah, jumlah konten yang diunggah juga harus naik. Dari tahun lalu hingga saat ini, jumlah unggahan konten lokal sudah naik dua kali lipat," tambah Rudy.



5. Usaha Kecil



Fokus lain dari Google ialah mengembangkan platform online untuk membantu usaha kecil menengah (UKM) mengembangkan bisnisnya, khususnya parastartup lokal yang mulai banyak hadir di negeri ini.

"Google sangat dekat dengan UKM karena Google awalnya juga dari startup. Jadi ini kewajiban kami untuk ikut membantu pengembangan UKM supaya melek online," kata Krishna Zulkarnaen, Chief Marketing Google Indonesia,

Pada awalnya, Google membidik setidaknya bisa merangkul 100 ribu UKM yang ada di Indonesia. Pengembangan UKM dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan stakeholder terkait.

"Misalnya di ajang Indonesia Innovates yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," papar Khrisna.

Google juga memfasilitasi komunitas bisnis online melalui Google Business Group di beberapa kota yakni di Jakarta, Depok, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, wilayah Bali dan Medan.



"Kami memberikan bantuan berupa informasi dan sesi-sesi pertemuan untuk membantu pelaku usaha mengembangkan bisnisnya secara online dan offline," jelas Khrisna.



6. Android



Seperti diutarakan sejak awal, Android merupakan salah satu dari sekian banyak proyek besar yang disiapkan Google untuk pasar Indonesia. Menurut Rudy, Google Indonesia akan turut membantu para partner bisnisnya meningkatkan penetrasi sistem operasi Android di Indonesia.

Dituturkan olehnya, langkah awal ini akan dimulai dengan memberikan guideline ke distributor yang membuka Android Nation atau toko khusus Android, khususnya sebagai sarana edukasi bagi pengguna ponsel yang baru pertama kali menggunakan smartphone.

"Dengan Android, pengguna smartphone bisa melakukan banyak hal, ini yang ingin kami edukasikan bersama partner kami. Tahun depan, kami juga berencana untuk membuka lebih banyak gerai khusus edukasi Android di daerah," kata Rudy.


Android saat ini merupakan OS yang paling banyak digunakan oleh para pengguna smartphone di seluruh dunia. Hal ini karena OS tersebut telah diaplikasikan oleh banyak vendor, seperti Samsung, HTC, Sony, dan bahkan oleh hampir semua produsen ponsel China.

Pertumbuhan Android bukan tanpa tantangan. Sejak kemunculannya, sistem operasi 'robot hijau' ini kerap mendapatkan kritikan dari pesaingnya. Sejumlah teror pun disebarkan.



Pun begitu Android tetap tumbuh. Bahkan menurut catatan IDC hingga saat ini Android sudah mendominasi sistem operasi smartphone dengan pangsa pasar lebih dari 80%.



7. Data Center



Masalah regulasi langsung menghampiri Google saat baru kali pertama mendarat di Indonesia awal 2012 lalu. Apalagi kalau bukan terkait Peraturan Pemerintah No. 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

Dalam aturan itu, perusahaan yang menyediakan layanan berbasis elektronik di Indonesia seperti Google, diwajibkan untuk membangun data center. Aturan ini konon membuat Google ketar-ketir dan membuat tim regulatory dari pusat datang ke Indonesia untuk melobi.

Saat dikonfirmasi, Rudy sendiri mengatakan bahwa Google akan menaati peraturan yang ada. Tetapi hingga saat ini, kata dia, belum ada pembicaraan khusus mengenai hal tersebut. "Kami tentu akan comply dengan regulasi lokal di setiap negara," katanya.



Kementerian Kominfo sebelumnya juga mengatakan pemerintah akan menerbitkan Peraturan Menteri mengenai detail teknis dan operasional data center bagi perusahaan baik lokal maupun global yang memiliki transaksi di Indonesia pada tahun depan.

Dengan demikian, setiap perusahaan dapat mulai memikirkan untuk menyewa data center sejak dari sekarang. Aturan menteri mengenai data center ini juga akan berisi detail teknis dan operasional seperti lokasi, tiering dan sebagainya.



8. Makan Gratis



Salah satu yang paling enak selain bisa kerja serius santai di Google ya soal makanan. Apalagi makanan dan minuman itu semuanya gratis dan bisa kita makan kapan saja, asal piring dan gelas bekas makanan itu kita rapikan sendiri. Semuanya self services.



"Kenapa kita kasih makan gratis? Kalau orang masih harus mikirin perut, bagaimana kita mau mereka berpikir jauh secara inovatif dan bebas. Kami bukan pabrik dan modal kami hanya manusia, ya manusianya itu yang harus dimanusiakan. Google itu people innovation company," kata Rudy.



Filosofi makan gratis memang sudah jadi budaya di seluruh kantor Google. Bahkan, kebiasaan ini turut menular ke Yahoo sejak mereka berhasil membajak si cantik Marrisa Mayer. Sebelum menjadi CEO Yahoo, Mayer memang orang lama di Google dengan posisi yang cukup penting.



9. Jangan Terlalu Serius



Google punya filosofi nyeleneh untuk bisa sukses. Karyawannya tak boleh bekerja terlalu serius dan dilarang takut mengalami kegagalan. Tapi apapun itu, semua orang tahu Google adalah salah satu perusahaan paling sukses di muka bumi.

Khrisna banyak bercerita tentang resep sukses Google. Dari sebuah startup kecil di sebuah garasi, hingga memiliki 129 kantor perwakilan di 57 negara dengan 41 ribu karyawan, termasuk di Indonesia.



"Failure is important! Google sukses karena sering gagal. Banyak produk kami yang gagal total di pasaran. Google Video Player, Google Answers, Google Buzz, dan masih banyak lagi. Kita belajar dari kegagalan, dan kita tidak malu untuk gagal," ujarnya.

Google Play Video, misalnya. Kata Khrisna, produk ini mulanya diciptakan untuk menyaingi YouTube yang saat itu belum dibeli Google. Namun karena kurang bagus fiturnya, dan sudah jauh tertinggal oleh YouTube, akhirnya Google Play Video dimatikan.

"Ya memang jelek, mau bilang apa. Lagipula, lebih mudah untuk mengakuisisi YouTube, ya kita beli saja sekalian," kata Khrisna enteng sambil tertawa. Namun dari sejumlah produk lainnya, banyak juga yang akhirnya sukses. "Inovasi produk hadir gara-gara kami diberi kebebasan."



"So, what makes Google, Google?" Khrisna memaparkan, ada sejumlah perkara lain yang setidaknya jadi panduan wajib bagi karyawan Google. Pertama, dedikasikan waktu untuk diri sendiri. Karyawan Google diberikan waktu luang untuk mencari tahu apa yang menjadi gairah mereka.

"Kami diberikan 20% dari waktu kerja untuk berdedikasi mencari passion kami ada di mana. Jadi dari lima hari, ada satu hari luang. Lupakan pekerjaan, dan cari ide saja. Kami di-endorse untuk melakukan itu," kata Khrisna.

Kedua, jangan takut dengan sesuatu yang baru. Tapi kalau gagal, pelajari dan cepat move on. "Tak usah sedih-sedih. Perbaiki. Dalam 90 hari ada lebih dari 100 fitur baru Google. Ada yang gagal, ada yang sukses. Tak mengapa, yang penting sudah dicoba."

"Ketiga, put users first. Kenapa home page kami putih polos begitu saja? karena user lagi cari informasi, kami berusaha menghubungkan user dengan informasi yang mereka cari secepat mungkin. Yang lain mungkin suka berlama-lama di home page, tapi Google tidak."



Dan terakhir, kata Khrisna, jangan serius-serius amat. "Kami Google, bukan serious flat company. We're fun company. Teknologi tak harus serius. Motto kami, do cool things that matter. Tak banyak birokrasi. Going to work is fun, dengan kondisi seperti itu, kreativitas muncul," pungkasnya.


Sumber :inetdetik.com


Senin, 25 November 2013

Yakinlah, dan Pejamkan Mata

Iman adalah mata yang terbuka,
mendahului datangnya cahaya
tapi jika terlalu silau, pejamkan saja
lalu rasakan hangatnya keajaiban

Saya tertakjub membaca kisah ini; bahwa Sang Nabi hari itu berdoa.

Di padang Badr yang tandus dan kering, semak durinya yang memerah dan langitnya yang cerah, sesaat kesunyian mendesing. Dua pasukan telah berhadapan. Tak imbang memang. Yang pelik, sebagian mereka terikat oleh darah, namun terpisah oleh ‘aqidah. Dan mereka tahu inilah hari furqan; hari terpisahnya kebenaran dan kebathilan. Ini hari penentuan akankah keberwujudan mereka berlanjut.

Rabu, 13 November 2013

Tak Sesuai Harapan

Kisah seorang ikhwah..
Yang amat mencintai istrinya..
Namun istrinya tak mencintainya..
Ia mengharapkan lelaki lain..
Yang lebih darinya..

Wanita itu telah pandai bahasa arab..
Sementara suaminya..
Hanya memahami bahasa indonesia..
Wanita itu telah lama mengaji..
Sementara suaminya..
Sibuk membanting tulang mencari nafkah..
Tuk membahagiakan kekasihnya..
Wanita itu telah banyak menghafal alqur'an..
Sementara suaminya tak banyak bisa menghafal..


Sabtu, 07 September 2013

YAKINlah bersama PILIHANmu

Sudahkah Engkau menikah? Kataku, MeNikAh itu “Me mang Nik mat Ah !” Ya, menikah itu pun memilih. Pria siap ditolak dengan "Tidak" atau "Tindak". Wanita siap berkata tidak atau tetap tunduk pada Tindakan pria atau apa kata Papa dan Mama. Bagaimana pun prosesnya, yang telah lalu biarlah berlalu. Tapi kuhargai pilihanmu; yang dulu, yang kini, yang akan. Walau mungkin, kau dulu menikahinya bersama ragu, dan bahkan bagi sebagianmu yang sampai saat ini masih ragu, maka coba tanamkan keyakinanmu. Tanamkan saja dengan senyum terbaikmu. Mudah. Alhamdulillah.

Jangan menunggu bahagia baru engkau tersenyum, tapi tersenyumlah sebaik upaya, maka insya Allah kebahagiaan akan segera bersamamu. Bahagia itu bukan dari sana, tapi dari sini. Bukan dari harta, tapi dari hati. Bukan dari mata, tapi dari penglihatan nurani.

Sugestikan dirimu, setiap kenikmatan bangun pagi dianugerahkan kepadamu. “Ya Allah terimakasih, dia adalah pasangan terbaik yang Engkau hadirkan untukku!” Bersyukurlah dengan pilihanmu, maka kenikmatan hidupmu akan menjulang. Tak usah mengeluh, kalaulah bersyukur itu jauh lebih ampuh.

Begitu pun, jangan menunggu sukses baru engkau bersyukur, tapi bersyukurlah sebaik upaya, maka insya Allah kesuksesan akan segera bersamamu. Sukses itu bukan dari sana, tapi dari sini. Bukan dari harta, tapi dari hati. Bukan dari mata, tapi dari penglihatan nurani. La insyakartum La aziidannakum. Kalau engkau bersyukur maka Allah berjanji akan menambahkan nikmat-Nya untukmu. Bilakah Allah tak menepati janji-janji-Nya? Bersyuklurlah.

Jadi, mulai hari ini, pilihlah jangan meragu. Pilihlah jangan terus menunggu. Menunggu keyakinan yang enggan hadir dikarenakan engkau pun belum siap menyambutnya. Sambutlah keyakinanmu dengan ceria, dan pilihlah segera, sekarang juga. Cukup satu detik untuk yakin, bisa pula sepuluh tahun untuk menjadi yakin. Itu terserahmu. Keberanianmu. Yang jelas, Memilih pun harus yakin. Setidaknya engkau YAKIN bahwa memilih jauh lebih meyakinkan dari pada berdiam diri, meragu.

Kemudian, ingatlah – sekali lagi dan selalu - bahwa memilih pun harus diiringi kekuatan syukur. Tiada lebihnya jika kau memilih lalu mengeluh semisal : “Benar dugaanku, ini adalah pilihan yang salah!”. Sebab jika kau meyakini pilihanmu sebuah kesalahan, maka kau akan mendapatkan berbagai kesalahan lainnya dalam hidupmu, sebab di fana ini, kita digerakkan oleh apa yang kita yakini adanya.

Taruhlah, walaupun di kasat mata pilihan itu ternyata salah, tapi jiwamu tetap saja boleh tersenyum, sebab kau telah banyak belajar dari kesalahanmu, dan kau tetap bersyukur dengan pilihanmu. Mari berumpama : Mungkin saja kalau pilihanmu saat itu “tepat” dalam pandanganmu, maka boleh jadi sekarang kau sudah terjerumus dalam jiwa jumawa, super istidroj – dosa-dosa yang tak terasa dosa, seperti sedang dicintai-Nya, padahal Dia sedang menghukummu dengan kesenangan semu. Dan itu tentu saja jauh lebih fatal dan vital.

Sahabatku, selama engkau yakin bahwa Allah menawarkan yang terbaik dan memberikan yang terbaik, maka engkau akan mendapatkan yang terbaik. “Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku”, begitulah firmannya dalam sebuah hadist Qudsi.

Ya, seberat apapun liku menuju keterbaikan itu. Lakukan saja liku itu. Pastinya, dibalik liku ada laku, dibalik pilu ada pahala, dibalik serat ada sehat, dibalik pelik ada pelak, dibalik kelam ada kalam, dibalik frustasi ada prestasi, dibalik sukar ada sekar, dibalik duri ada dara. “Pokoknya” bersama kesulitan itu ada kemudahan. Filter kita adalah, fokuslah pada kemudahannya, insya Allah hidup kita akan dimudahkan-Nya. Mudah, Furqon, Otomatis!

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-A’raaf (7) : 201}

Wallahu alam
KZ
www.cahaya-semesta.com

Sabtu, 31 Agustus 2013

Integritas Adalah...

Apa yang ada di benak Anda mengenai Integritas...
Hampir di semua perusahaan atau organisasi, dengan bidang bisnis apapun, selalu ada satu nilai di dalam organisasi yang menjadi acuan dalam bekerja, yaitu INTEGRITAS.
Bahkan Warren Buffet pun pada saat ditanya “Bagaimanakah Bapak memilih dan menentukan orang-orang yang menjadi pegawai Bapak?” menyebutkan ada 3 kualifikasi yang harus dipenuhi oleh mereka, yaitu memiliki Integritas,Kecerdasan dan Tingkat Energi yang tinggi.

Namun, apabila kualifikasi yang nomor satu tidak dimiliki oleh mereka, maka 2 kualifikasi yang lainnya tidak akan bermanfaat. Jadi, kuncinya adalah orang yang berintegritas.
"Integrity" atau integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan  nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan  kebenaran dari tindakan seseorang.

Lawan dari integritas adalah "hipocrisy" (hipokrit atau munafik).  Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya (Wikipedia).
#integritas : mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan; kejujuran;
*nasional* wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dl kehidupan bernegara (artikata.com)


Berikut tips agar struktur integritas karakter kita selalu bertumbuh dan berkembang, maka harus mengenali juga dengan baik karakter seperti apa yang harus dipelihara dan dikembangkan agar bisa bertumbuh dengan lebih baik.

Menurut Dr. Henry Cloud ada 6 (enam) dimensi integritas karakter yang sangat penting untuk dapat mencapai keberhasilan atau kesuksesan yang hakiki, yaitu:

1. Membangun rasa percaya
Membangun rasa percaya ini tidak cukup hanya kita membina hubungan dengan memberikan perhatian dan berbuat baik, tetapi juga bisa menunjukkan empati dan terlibat secara aktif dalam hubungan tersebut. Selain itu juga membangun kepercayaan tersebut juga dilakukan dengan memberikan bantuan dengan sikap mendukung dan bukan menentang atau menunjukkan penolakan. Dan dalam membangun kepercayaan ini dibutuhkan juga aspek kekuatan, karena kita tidak mungkin menyandarkan kepercayaan kita kepada orang-orang yang memiliki sifat pengecut, tidak kompeten dan pembohong/penipu, jadi harus ada rasa KEBUTUHAN untuk bisa membangun kepercayaan.


2. Berorientasi pada kebenaran
Seperti yang kita pahami sebelumnya, apabila kita berdiskusi tentang integritas maka konteks yang muncul adalah kejujuran dan etika, karena kedua karakter ini adalah aspek dasar dari integritas, karena tanpa keduanya maka tidak ada hal yang lainnya. Sebelum kita melangkah masuk pada jalur yang bernama kebohongan yang harus kita ingat adalah konsekuensi dari suatu kebenaran akan lebih kecil daripada konsekuensi dari sebuah kebohongan.


3. Memperoleh hasil
Kemampuan bekerja dengan cara yang menghasilkan dan dapat menyelesaikannya dengan baik dan benar, dimana disini mengarah pada pencapaian sasaran atau misi.


4. Merangkul yang negatif
Kemampuan merangkul, terlibat, dan menghadapi hal-hal yang negatif yang mengarah pada kemampuan menyelesaikan masalah atau perubahan pada kondisi yang menimbulkan atau berpotensi menimbulkan masalah.


5. Berorientasi pada peningkatan
Kemampuan untuk berorientasi pada pertumbuhan yang mengarah pada peningkatan diri secara pribadi


6. Berorientasi pada hal-hal transenden
Kemampuan untuk menjadi transenden yang mengarah pada perluasan gambaran yang lebih besar dan diri sendiri.


Intinya adalah kejujuran dan satunya kata dengan perbuatan.
Gagasannya adalah, orang yang tidak punya integritas akan hidup dengan penuh kegelisahan. Bukan saja kebohongan menimbulkan ketidaktenangan, Rasulullah Saw menyatakan bahwa :


”kebaikan adalah apa-apa yang jika kamu lakukan, hatimu tenang (damai), sedang kejahatan adalah apa-apa yang jika kamu lakukan, hatimu gelisah" [HR. Ahmad]
Artinya, sesungguhnya integritas identik dengan kebaikan dalam arti luas. Orang yang tidak mempunyai integritas akan mengembangkan keperibadian yang terpecah ("split personality"). 

Orang yang memiliki integritas  tinggi (berakhlak) adalah orang yang hidup sebagai manusia yang utuh dan penuh. Dan hanya manusia yang utuh yang bisa hidup dalam keseimbangan dan kestabilan, dalam ketenteraman dan kebahagiaan.

Sumber :
1. http://m.artikata.com/arti-330870-integritas.html
2. http://juliefisipuns.blogspot.com/2011/05/tentang-integritas.html?m=1
3. http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/80-integritaskuncimenujukesuksesan
4. http://mizan.com/kolom-haidar-bagir/hidup-bahagia-dengan-integritas.html
5. http://almanhaj.or.id/content/3407/slash/0/kebaikan-dan-dosa/

Hukum Pengamatan

Prolog TSH (part 1)

Salah satu yang اِنْ شَآءَ اللّهُ akan di bahas pada TSH adalah : The Law of Observation atau Hukum Pengamatan

Jika Anda mengamati Mawar, maka amatilah bunganya lebih sering dibandingkan durinya. Apa yang Anda amati akan menjadi apa yang Anda rasakan. Apa yang Anda rasakan bisa menjadi kenyataan.

Amati bunganya : maka terasa indah, harum, asyik, memesona, menawan

Amati durinya : maka terasa tajam, sakit, tertusuk, berdarah, luka, infeksi, amputasi, patah hati, mati

So, berHati-hatilah atas apa yang Anda amati. Lengkapnya ikuti TSH.

Terimakasih

Menemukan identitas

Batin yang gelisah selalu "mencari" kesana kemari untuk dapat berbahagia. Mencari titik titik identitasnya yang terserak di semesta.

Ia pergi ke puncak gunung untuk menemukan identitas pemandangan yang indah, padahal pemandangan hanyalah pemandangan. Apakah identitasnya sama dengan pemandangan?
Ia pergi ke wahana wisata untuk menghadirkan berbagai kebahagiaan. Tapi batinnya tetap letih, sebab berbeda antara keinginan pikiran dan kebutuhan sang batin.

Ia pun pergi ke luar negeri untuk menemukan identitas dirinya yang mungkin saja terserak di negeri cina, itali, mesir, spanyol atau amerika. Ia pun semakin jauh dari batinnya.

Ia puaskan dirinya untuk berbisnis mencari uang dan uang, dan semakin banyak uang terkumpul, semakin sulit pula identitas batin bersua dengannya.

Oh batin, dimanakah identitasmu?
Lelah batinnya, karena fisik terus mencari ke luar, sehingga semakin terseraklah sang batin.
Nonton acara lawak, vcd, bioskop, lagu dan musik, berita televisi, baca buku-buku, koran, tabloid, majalah, kelas motivasi, wayang, travelling, gonta-ganti pasangan, ikutan komunitas, bisnis, pengajian ke mana-mana, games, BB-an, FB-an, Androidan, tiduran, semedi, dan lain sebagainya... Dan identitasnya pun semakin tak jelas walaupun pikirannya sudah mereka-reka...
Siapa saya? Untuk apa saya hidup? Siapa Tuhan saya? Mau kemana saya?
Kalaulah itu semua sudah terjawab lalu "kenapa saya mudah gelisah, mudah khawatir, dan mudah tersinggung?"
Sahabatku, Kenapa aku ini ada? Inilah pertanyaan dasar yang harus aku temukan jawabannya. Kalau aku tak mampu menjawab pertanyaan ini maka kegundahan selalu bersamaku.

Tak mungkin aku ini ada karena kebetulan atau ketidaksengajaan. Sebab kalau aku ini ada karena kebetulan maka dunia ini adalah hasil kumpulan kebetulan. Dan itu mustahil.

Bila dunia adalah kumpulan kebetulan, niscaya terjadi ketidakseimbangan yang besar. Niscaya sejak dahulu dunia sudah hancur.

Artinya, aku ada karena sudah direncanakan, by design, not by accident. Ada yang merencanakan agar aku ada di dunia ini. Ada yang mengadakanku, ada yang menciptakanku.

Aku pun mulai sadar, bahwa gundah hadir karena aku menjauh dari rencana yang mengadakanku, Sang Penciptaku. Karena aku adalah CIPTAAN, dan bukan PENCIPTA

Aku mulai tenang, tugasku jalani saja hidup sesuai kehendak Pencipta dan Pengaturku. Kalau aku keluar dari kehendak-Nya, pasti galaulah aku, binasalah aku.
Tapi... Mau KEMANA aku? Ah, mana ku tahu, yang ku tahu "sekarang" aku masih di "sini".
Apa maksud di "sini"? Apakah ada yang bernama di "sana"? Bukankah setelah aku bergerak ke sana, ternyata di "sana" pun menjadi di "sini". Berarti hakikatnya di sana ya di sini. Padahal "sini" menjadi eksis karena hadirnya "sana".

Lha, kalau "sana" ternyata "sini" berarati "sana" itu gak ada. Kalau "sana" gak ada, berarti untuk apa ada "sini"? Jangan-jangan "sini" pun gak ada.

Oh dimana identitasku?
Lalu, apa itu "sekarang"? Yang jelas yang bukan "sekarang" adalah "dahulu" dan "nanti". Tapi, "Dahulu" hanyalah "sekarang di waktu lalu". Dan "Nanti" adalah "sekarang di waktu yang akan datang".

Lalu kapan sesungguhnya WAKTU terjadinya "sekarang"? Berapa lama "sekarang" itu? 1 detik, sepersepuluh detik, seperseratus detik, atau sepertakhingga detik? Hai "sekarang", dimana kamu berada? Dimanaaaaa...?
Cling, kalau sekarang subuh maka nanti adalah zuhur. Tapi di saat nanti, maka zuhur menjadi sekarang dan subuh menjadi dahulu. Hei, sebentar, bukankah "nanti"nya zuhur adalah ashar, "nanti"nya ashar adalah maghrib, "nanti"nya maghrib adalah isya, dan "nanti"nya isya adalah subuh?
Jleb, KEMBALI ke subuh ya. Lalu kemana "sekarang"? "Sekarang" terlalu cepat bergerak, sangat cepat, saking cepatnya maka "sekarang" menjadi "tak terlihat", "tak terdeteksi", "lenyap". Jangan-jangan "sekarang" memang tak pernah ada, atau "Sekarang" dan "di sini" hanyalah eksis "sangat sementara"... Oh ini semua benar-benar PERMAINAN yang MENIPU.. tapi aku gak boleh tertipu.
Dan Kesadaranku pun berbisik "Hai Zain, bukan SEKARANG identitasmu, melainkan KEMBALI..."

Yup, KEMBaLI, itulah salah satu identitasku. Pantas saja kemarin banyak yang MUDIK atau PULANG KAMPUNG, karena mereka hendak kembali ke tanah kelahiran mereka. Dan pulang kampung yang sesungguhnya adalah pulang ke kampung akhirat. Apa? Akhirat? AKHIR?
"Kembali ke AKHIR?" Apa maksudnya? Bukankah kalau kembali itu biasanya ke AWAL? Jangan-jangan AWAL itu AKHIR...
Kalau demikian, berarti pertanyaan "KEMANA aku" memiliki jawaban yang sama dengan "DARIMANA aku"? Oh, I see, "darimana aku" dan "kemana aku" dikarenakan "kembali" pastinya ya ke situ-situ juga... Awal adalah Akhir, Akhir adalah Awal, My Start is My Finish... Subhaanallaah..

Pantas Tuhanku senang sekali kepada hamba-hamba-Nya yang berTAUBAT, bukankah TAUBAT itu artinya KEMBALI?

Sebuah perjalanan dari titik awal KEMBALI lagi ke titik awal. Sebab akhir adalah awal.

Titik pertemuan ini disebut TITIK NOL. Why? Sebab ia adalah sebuah titik yang bergerak pada orbitnya membentuk putaran seperti angka NOL.
Yup, Bulan berputar mengelilingi bumi, putarannya membentuk angka NOL. Muslimin yang Thawaf pun berputar membentuk angka NOL.
So, apakah Identitasku KEMBALI menjadi NOL?

Oh aku ini NOL. Hanya hamba-NYA (ABDULLAH) yang bertugas memarketingkan-NYA ke semesta (KHALIFAH).

Itulah tugas angka NOL, menggelinding ke sana kemari bersama intruksi-NYA, menyembah-NYA, menebarkan asma-NYA ke semesta.

Kalau aku berusaha menjadi angka 1,2, atau sejuta, maka akulah pengejar pahala yang lupa menyembah-NYA, lalu ku bangga dengan pahala-pahalaku.

Kalau aku menjadi -1, -2, atau minus sejuta, maka akulah pelaku dosa, dan enggan bertaubat atas dosaku.

Ya اَللّه, aku sadar bahwa NOL adalah identitasku. Maafkan aku yang masih lupa MENGEMBALIkan berbagai pujian kepada-MU, lupa MENGEMBALIkan berbagai musibah untuk mengingat-MU, dan lupa MENGEMBALIkan berbagai dosa-dosaku pada-MU melalui istighfar dan taubatku.

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ وَلَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمَ

Jiwaku tenang bila aku tak melekat dengan pahala-pahalaku, tak melekat dengan dosa-dosaku, tak melekat dengan musibah-musibahku, tak melekat dengan kelebihan atau kekuranganku, kecuali hanya melekat pada-MU.
Ya اَللّه, mudahkan aku dan siapapun yang membaca tulisan ini kembali menjadi NOL.

Tak melekat dengan apapun kecuali dengan-Mu. Sehingga tenang jiwa kami, dan rindulah kami atas panggilan-Mu :

"Hai Jiwa yang TENANG, datanglah kepada RABB-mu dalam keadaan ridho lagi diridhoi.... "

Wallahu a'lam T A M A T
Kang Zain Awareness Trigger 2a0816be Penulis Buku "The Zero", Hidup Penuh Keajaiban Tanpa Menuhankan Keajaiban

Silakan dishare, dan temukan identitasmu.

Senin, 26 Agustus 2013

Apapun Masalahnya

Apapun masalahnya, yang terpenting adalah bagaimana caramu menghadapinya.

Apapun masalahnya, jangan salahkan siapapun atas masalahmu, sebab menyalahkan hanya menjauhkanmu dari solusi.

Apapun masalahnya, janganlah kau keluhkan kepada semesta, karena mengeluh itu hanya memperbesar permasalahanmu.

Apapun masalahnya, mari terima dahulu kehadirannya sebelum engkau berusaha melepaskannya. Sebab engkau takkan mudah melepaskan sesuatu yang belum kau terima.

Apapun masalahnya, akuilah bahwa masalah-masalah itu adalah akibat dosa-dosamu yang disadari atau dilupai.

Apapun masalahnya, maafkanlah masalahmu itu, maafkan orang-orang yang kau anggap biang keladinya, dan maafkanlah dirimu yang sempat kesal karena masalah-masalahmu.

Apapun masalahnya, minta ampunlah atas dosa-dosamu, ayo jangan sombong, beristighfarlah selembut hati terlembutmu.

Apapun masalahnya, biasanya tujuannya hanya dua : 1. membuatmu semakin kuat, dan 2. membersihkan dosa-dosamu. So, bersyukurlah atas masalahmu.

Apapun masalahnya, yang penting adalah apakah dengan hadirnya masalah itu membuatmu semakin jauh dari Allah, atau justru semakin mendekatkanmu kepada-Nya.

Apapun masalahnya, apa ya masalahnya?

Wallahu a'lam

Kang Zain
Awareness Trigger
Pin BB 2a0816be
www.cahaya-semesta.com

Sabtu, 24 Agustus 2013

Menikmati Hidup

Terdengar gemercik air...
burung berkicau...
tempat yang hijau...
disepertiga bangku panjang aku memperhatikan semua ini..
seorang seniman duduk pada bangku bersama serulingnya, begitu santai... begitu syahdu dgn lantunan serulingnya.. terlihat sangat asyik menikmati hidupnya
sang mentari mulai tersenyum memberikan sinarnya... hangat terasa
disekeliling terdapat pohon yang besar lagi rindang...
pandangan mata tertuju pada rumah-rumah merpati, asyik mereka keluar masuk bersama keluarganya...
terbang dari satu dahan ke dahan berikutnya...
saat orang - orang mulai lalu lalang dengan kesibukkannya masing-masing aktifitas olah raganya
akupun mulai beranjak dari tempat duduku...
dalam hati berdecak kagum,
lirih terdengar, Subhanallah, indahnya pagi ini...
Tidak ada satupun hal yang Allah ciptakan sia-sia.
Jakarta, Sabtu pagi 24 Agustus pukul 06.07 - 07.06
Nas

Sabtu, 17 Agustus 2013

Motivasi Kemerdekaan

Merdeka itu...

M : Manfaatkan Dunia untuk Akhirat

E : Efektifkan waktu sebaik mungkin

R : Ridho Allah motivasi utama

D : Dengan Iman, Ilmu dan amal sholeh kita arungi hidup ini

E : Esok lebih baik dari hari ini

K : Kenali kekurangan & kelebihanmu

A : Allah Sebaik-baik Penolong dan pelindung

MERDEKA !!!
Nas

Rabu, 14 Agustus 2013

Ketika CINTA hadir, apa yang harus aku lakukan ....

Ketika cinta itu hadir tiba-tiba, sungguh tak terbendung, hanya akibat berbicara beberapa tutur kata saja... dan engkau pun merenung, "Ya Allah, apakah ini yang dinamakan cinta? Dan apakah cinta ini Engkau hadirkan ke dalam diriku sebagai ujian ataukah peluang?"


Sugesti terbaik seperti apa yang bisa aku lakukan?

Cinta itu unik, ia hadir seringkali bukan untukmu, melainkan engkau hanyalah perantara, sebagai penebar cinta itu. Semakin dalam cinta itu menusuk dan menghujam ke hati mu, berarti semakin banyak cinta yang dapat kau tebar ke semesta. Dan artinya semakin besar pula potensimu memasuki hati yang lebih dalam lagi di mana di sana bersamayam Nur Ilahi yang cintanya lebih sejati....

Jika engkau bisa mencintai manusia dengan ke dalaman 10 km menuju titik hati mu, maka engkau seharusnya bisa mencintai Tuhanmu lebih dalam dari itu. Cinta kepada manusia itu bisa dijadikan jalan tercepat menuju cinta Allah. Cinta yang dalam kepada manusia bisa kau jadikan jalan TOL menuju Allah SWT. Jangan sampai cintamu kepada makhluk mengalahkan cintamu kepada Zat yang Menciptakan Cinta dan Makhluk itu.



Ketika cinta itu hadir, maka lupakan stimulatornya, tapi kembalilah kepada Inspiratornya. Semakin dalam cinta itu, semakin menusuk cinta itu, maka semakin besar peluang Anda dekat dengan Tuhan. Caranya, bagikan saja cinta yang hadir itu kepada alam semesta. Jangan kau pendam sendiri di lubuk hatimu, karena cinta yang tak kau tebarkan akan menjadi penyakit dan mewujud cinta yang tak sejati, yaitu bisa menghalangi hadirnya cinta yang lebih sejati. Maka Bagikanlah cinta itu dengan penuh cinta kasih..

Bukankah karena engkau banyak berbagi maka cinta hadir dalam dirimu, kepada dirimu? itu sebabnya, Sungguh, seharusnya, Ketika semakin dalam cinta masuk ke relung hati mu..maka semakin banyak pula engkau bisa berbagi; berbagi cinta, ilmu, dan kasih sayang kepada manusia dan alam semesta....


Wallahu alam

KZ

Tips Sederhana

Cerdaskan fikiranmu dengan membersihkan hatimu

Senin, 12 Agustus 2013

Pernikahan Nini ..eh Dini..

Beberapa waktu yang lalu, ada sahabat lajang yang bertanya perihal ini, dan minta saya membahasnya. Padahal saya cukup yakin, yang bertanya sudah cukup paham tentang hal yang ditanyakannya. Jadi saya tidak membahasnya dari sisi yang sudah dipahaminya. Tapi dari sisi lain, yang mungkin bisa menambahkan keyakinannya untuk bergerak. Insya Allah.

Intinya, bagaimana jika Anda 
- Usia baru 20 tahun
- Belum punya penghasilan tetep
- Belum punya rumah
- Belum punya motor
- Masih kuliah
- Semester Tiga
- Kebelet nikah
- Mau pacaran malah nambah masalah
- Setiap hari terkenang
- Ibadah ingat dia bukan DIA
- Hidup selalu degdegan

Apa yang harus dilakukan? 

Saya akan bahas dengan pendekatan PE (Prinsip Energi). Salah satu Prinsip Energi adalah bahwa Energi itu selalu bergerak dan menuju sesuatu yang JELAS/difokuskan. 

Nah itu sebabnya, jika suatu KONDISI membuat Anda menjadi BERGERAK dengan TIDAK JELAS maka Anda harus membenahi kondisi tersebut. Sebab kalau Anda membiarkan ketidakjelasan dalam hidup Anda maka Anda sedang TIDAK BERSINERGI dengan SISTEM yang ada di SEMESTA. Artinya Anda akan SAKIT, MENDERITA, dan TIDAK BAHAGIA.

Hati yang SERING DEGDEGAN adalah salah satu bukti bahwa seseorang berada dalam kondisi yang tidak jelas, sehingga harus lekas-lekas memperjelas diri (menenangkan diri, menghilangkan degdegan-nya). Dan MENIKAH adalah salah satu usaha terbaik memperjelas apa yang Anda lakukan, dan akan menghadirkan ketenangan yang lebih sejati dalam kehidupan Anda. Tentu saja ketenangan yang hadir itu lebih sejati daripada Pacaran apalagi Berzina.

Atau, jika bener-bener belum mampu MENIKAH, dan Anda betul-betul yakin abis bahwa Anda belum Confident untuk menikah, maka Anda dianjurkan untuk berpuasa. Kenapa berpuasa?

Berpuasa adalah teknik mengosongkan “perut”, dimana perut adalah lambang dari hawa nafsu. Artinya berpuasa adalah teknik mengosongkan berbagai keinginan yang tidak perlu. 

Dan pun, dalam Prinsip Energi (PE) yang lainnya dinyatakan bahwa Energi mengalir ke tempat yang kosong. Maka ketika Anda mengosongkan diri Anda dari berbagai keinginan yang tidak perlu maka secara otomatis energi yang perlu akan hadir dalam kehidupan Anda. 

Dengan demikian, berpuasalah dengan IKHLAS, maka hasrat untuk “kesitu” akan berkurang. Karena itulah puasa dikatakan bisa menjadi BENTENG.

So, kalau kebelet nikah, nikah aja atau "untuk sementara" Puasa saja senikmat mungkin... yang penting ENERGI tetap mengalir dalam kehidupan Anda dalam kejelasan, ketenangan, dan keseimbangan yang menyemesta...

Wallahu alam
KZ

Sumber : http://cahaya-semesta.com/article/33888/pernikahan-nini-eh-dini.html

Menghafal al-Quran, Siapa Takut?

Jadikan motivasi satu-satunya menghafal al-Quran, yakni mendapatkan keridhaan-Nya. Bukan berorientasi pada ketenaran, popularitas

SALAH satu garansi langsung dari Allah Subhanahu Wata’ala adalah, al-Quran sangat mudah dibaca dan dihafalkan. Sehingga, tak ada alasan seseorang untuk mangkir dan berpaling dari belajar membaca al-Quran. Terlebih, berdalih susah lalu tidak menghafalnya. Ini sesuai dengan janji Allah dalam firman;

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?.” (QS: al-Qamar [54]: 17).

Sekarang, mari kita kalkulasikan bersama. Jika Anda menghafal satu hari satu ayat secara konsisten, Anda akan bisa rampung menghafalnya selama 17 tahun, tujuh bulan, dan sembilan hari.

Ini bila dengan asumsi jumlah ayat mengikuti pendapat mayoritas ulama Makkah yaitu lebih dari 6220 ayat. Perinciannya sebagai berikut: 17 x 360 hari = 6120 hari. Jumlah itu ditambah tujuh bulan sembilan hari. Totalnya 6339 hari.

Jika dua hari dua ayat, maka hafalan tersebut akan kelar selama delapan tahun, sembilan bulan, dan 18 hari. Jika proses itu dijalani, tak akan terasa.

Ketahuilah, para penghafal al-Quran, mengemban misi dan tugas yang mulia. Mereka akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat kelak. Secara tegas, Allah memuliakan para hafidz itu melalui lisan Rasul-Nya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam.

Penghafal Kitab Suci itu, seperti dinukilkan Imam at Tirmidzi dalam riwayatnya, “akan berhias dengan mahkota kemuliaan.” Ini karena Sang Khaliq memberikan keridhaan pada yang bersangkutan. Kebaikannya pun akan bertambah, tiap kali melantunkan satu ayat.

Para penghafal al-Quran, seperti ditegaskan pula di hadis riwayat Ahmad, adalah ‘keluarga’ Allah di muka bumi. Keutamaan inilah, yang mendorong Rasul memuliakan para sahabat penghafal al-Quran.

Ketika perang Uhud meletus, tak sedikit sahabat yang gugur dalam pertarungan itu. Rasulullah selalu mendahulukan para penghafal al-Quran untuk dimakamkan lebih dulu.

“Manakah di antara mereka yang hafal Al-Quran?,” demikian jawaban Rasul atas pertanyaan Sahabat.

Semasa Rasul hidup, gairah menghafal al-Quran di kalangan Sahabat sangatlah tinggi. Tak terkecuali para pemuda. Ada sederet nama kawula muda ketika itu yang menghafal al-Quran seperti Amar bin Salamah, al-Barra’ bin ‘Azib, dan Zaid bin Haritsah.

Sahabat Zaid bin Tsabit yang berusia belia saat itu, bahkan masuk ke dalam daftar Sahabat pencatat wahyu. Di masa Khalifah Abu Bakar, Zaid dilibatkan pula proyek kodifikasi al-Quran.

Akan tetapi, terdapat poin penting yang mesti ditekankan para penghafal al-Quran. Mereka mesti mengikuti sejumlah aturan dan etika agar proses menghafal mendapatkan keberkahan dari-Nya. Syeikh Qahthan Birqadar, memaparkan sejumlah fondasi dasar yang harus diperkokoh para penghafal al-Quran.

Yang paling utama ialah meluruskan niat. Jadikan motivasi satu-satunya menghafal al-Quran, yakni mendapatkan keridhaan-Nya. Bukan berorientasi pada ketenaran, popularitas, yang berkelindan dengan melimpah ruahnya materi. “Niat duniawi tak akan berbuah manis,” tulisnya.

Lihatlah, kisah yang tertuang di hadis riwayat Muslim. Mereka yang belajar dan mengajarkan Kitab Samawi itu, harus menerima siksa lantaran tujuannya hanya ingin dielu-elukan manusia.

Kedua, Syeikh Qahthan mengingatkan, agar menyempurnakan proyek hafalan itu dengan praktik dan pengamalan al-Quran. Amalkan ajaran, nilai, dan etika yang terkandung di dalamnya. Jadilah hafidz (penghafal) yang pionir dan selalu terdepan soal akhlak dan moralitas.

Ketiga, tetap tawadhu dan tidak sombong di hadapan orang lain. Ingatlah, Al-Quran akan menjadi saksi kita kelak di akhirat. “Al-Quran adalah saksi atats kebaikan atau keburukanmu,”sabda Rasulullah di hadis Muslim.

Keempat, tetaplah konsisten mengulang-ulang hafalan (muraja’ah). Ini agar anugerah berupa hafalan yang diberikan Allah, tidak sirna begitu saja. Proses mengulang dan menjaga hafalan, justru lebih berat dibandingkan menghafal itu sendiri.

Sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim menyatakan hal itu. Rasul pernah menyerukan agar tetap menjaga hafalan al-Quran. “Memelihara hafalan lebih berat ketimbang mengikat seekor unta,”ujar Nabi.

Ada banyak media yang bisa dilakukan untuk proses muraja’ah. Mulai dari menjadi imam shalat, mendengarkan tilawah melalui mp3, saling bertukar bacaan, dan sebagainya. Tentu, ini akan lebih utama dan ditekankan dengan bimbingan guru yang berkompeten.*/


Senin, 01 Juli 2013

Sakit hati itu boleh...

Sesekali sakit hati itu manusiawi, bisa jadi hanya orang-orang yang tak punya "hati" lah yang tak lagi pernah sakit hati, atau "hati"nya sudah sangat suci sehingga tak lagi ada manusia yang mampu menyakitinya ... Wallaahu a'lam

Nah, Sudah lumrah bila "sakit" lalu "diobati". Apalagi bila hati yang sakit, maka wajib diobati agar hidup bisa tenang bahagia.

Artinya, Sakit hatilah sebentar saja, lalu segera obati dan bebaskan diri Anda dari rasa sakit tersebut dengan banyak-banyak memaafkan dan istighfar.

Lagipula, Sakit hati adalah fasilitas dari Allah agar kita bisa belajar memaafkan... Dan orang-orang yang tak pernah sakit hati maka akan sulit merasakan indahnya memaafkan, karena memaafkan itu sejatinya begitu indah...

Sakit hatilah secukupnya, lalu maafkan dan perbanyaklah istighfar...

Wallahu a'lam
Kang Zain

Peace Inspirator
2a0816be
www.cahaya-semesta.com

Sabtu, 27 April 2013

Yang Berjalan Dan Yang Kembali 1 of 40


HIDUP ADALAH PERJALANAN…


Hidup adalah sebuah perjalanan tiada henti yang mau tidak mau harus kita lalui. Dari tiada, kita lalu ada, dan kemudian kita kembali tiada. 


Kita kecil, besar, dewasa, tua, lalu mati. Kita tidak bisa menahan ketuaan kita. Dalam setiap langkah perjalanan kita itu selalu ada dua rasa yang berbeda yang datang silih berganti yang mengisi rongga dada kita. Kadangkala kita merasakan rasa SUKACITA yang menguasai kita, dan adakalanya pula kita merasakan rasa DUKACITA yang mewarnai setiap langkah yang kita lalui.


Kedua rasa itu, sukacita dan dukacita, berganti-ganti memenuhi rongga dada kita. Sehingga kitapun berasa terbolak balik. Ronga dada kita (SUDUR) yang dapat menangkap keadaan yang bisa berubah-ubah itu disebut QALB (HATI).

Kalau rongga dada kita sudah tidak bisa lagi berubah dari DUKACITA menjadi sukacita, maka rongga dada kita itu disebut sebagai QALB yang sudah mati, hati yang keras membatu, hati yang gelap, hati yang buta dan tuli. Rongga dada yang seperti ini akan SULIT menerima pengajaran-pengajaran dari Allah berupa ILHAM tentang KETAQWAAN.


Biasanya hanya menerima ILHAM tentang KEFUJURAN yang akan membuat suasana di rongga dada kita semakin gelap dan mati. Inilah kesesatan atau kesalahan kita dalam memilih jalan yang sangat nyata kata Allah didalam surat Az Zumar ayat 22.

Sebaliknya, kalau rongga dada kita itu selalu diisi oleh keadaan SUKACITA yang dari waktu ke waktu selalu bertambah kuat, maka rongga dada kita itu disebut QALB yang sudah diberi CAHAYA, sehingga rongga dada itu menjadi hidup, lunak (talinu), lembut, sehingga sangat mudah untuk menerima pengajaran-pengajaran dari Allah berupa ILHAM tentang KETAQWAAN.


Dada yang mudah sekali diresapi oleh suasana atau rasa IMAN, KHUSYU, SABAR, IKHLAS, IHSAN, ZUHUD, WARA, TAWAKKAL, RIDHA, SYUKUR, dan lain-lain sebagainya. Suasana atau rasa yang dari dulu dan sampai kapanpun juga sama keadaannya. Inilah yang disebut sebagai AYAT-AYAT ALLAH yang nyata dan berulang-ulang disampaikan kedalam dada kita.

Rasa dan suasana yang sudah berulangkali diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang terdahulu, dan juga kepada kita. Keadaan dada yang seperti ini diindikasikan oleh Allah di dalam surat Az Zumar ayat 23.

Semenjak kita baligh (dewasa) yang berlanjut sampai kita tua dan mati, sepertinya kita lebih banyak menjalani berbagai peristiwa kehidupan yang menimbulkan rasa DUKACITA yang dalam di rongga dada kita. Paling tidak ada 6 rasa DUKACITA yang selalu menghiasi jalan hidup kita:


1. Rasa TAKUT yang kadangkala seperti tanpa alasan yang jelas.

2. Rasa SAKIT dalam waktu tertentu atau rasa sakit yang berkepanjangan.

3. Rasa MISKIN yang berkepanjangan.

4. Rasa DILECEHKAN oleh orang lain.

5. Rasa SEDIH yang muncul terus menerus.

6. Rasa TERSIKSA yang sangat pedih tiap sebentar.

Oleh sebab itu, kita ingin selalu berjalan kemana-mana, minta tolong kesana-kemari, berusaha sekuat tenaga, agar kita bisa mendapatkan 6 rasa SUKACITA berikut ini selama kita menjalani kehidupan kita, yaitu:

1. Rasa AMAN.

2. Rasa SEHAT.

3. Rasa KAYA

4. Rasa DIHORMATI orang lain.

5. Rasa BAHAGIA

6. Rasa SYURGA yang tanpa siksa dan tanpa kepedihan lagi.
Inilah yang disebut sebagai perjalanan abadi kita. Yaitu perjalanan dari kecil, besar, tua, lalu mati yang tidak bisa kita tahan dan hentikan sedikitpun. Dan selama dalam perjalanan kita itu, kita berusaha pula mendapatkan rasa SUKACITA yang tiada henti-hentinya.
Karena kita seperti ingat-ingat lupa bahwa kita pernah mengalami keadaan SUKACITA yang amat sangat itu di suatu saat dulu, saat kita berhadapan dengan Allah SWT. Kita ingin mendapatkan suasana itu kembali. Sehingga kitapun ingin berjalan dan berjalan selama hidup kita untuk bisa kembali mendapatkan dan menikmati suasana seperti dulu itu di saat sekarang ini. Setiap saat malah…


Bersambung



Kamis, 11 April 2013

Mengendalikan Diri (Part 2 - tamat)

Maka kendalikanlah kelima asisten yang ada di dalam diri Anda secara proporsional. Gunakan seperlunya secara seimbang. 

Dengan demikian, mulai hari ini jangan katakan “kesulitan ini membuat saya bersedih” , tapi katakanlah “saya merasa sedih karena saya menggunakan “perasaan” secara berlebihan, tapi jika saya menggunakan “keimanan” maka kesulitan ini sedang membersihkan dosa-dosa saya, saya bersyukur sekali”.

So, yang sedih itu bukan Anda tapi perasaan Anda. Maka jangan pedulikan perasaan Anda jika Anda anggap bahwa kesedihan Anda tidak membuat Anda menjadi lebih baik dan lebih dekat kepada Allah. Jika Anda senang, maka janganlah terlalu senang. 

Sebab jika anda terlalu senang maka Anda bisa menutup jalan menuju keimanan. Segeralah turunkan intesitas kesenangan Anda, lalu ubahlah menjadi rasa syukur dengan menggunakan alat keimanan. Sehingga selaras dan seimbanglah antara keselarasan dan keseimbangan. 

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri ” (QS. Al Hadid: 22-23) 

Wallahu a’lam 
Admin S3 Cahaya-semesta.com

Kamis, 14 Februari 2013

99 Asmaul Husna

Asma'ul husna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.

1. (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah

2. (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi / Penyayang

3. (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Merajai

4. (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci

5. (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat

6. (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan

7. (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Memelihara / Mengawasi



8. (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa / Ynag Dapat Mengalahkan

9. (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Perkasa / Menundukkan Segalanya

10. (Al Mutakabbir) Artinya Yang Mempunyai kebesaran.

11. (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta

12. (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan / Melepaskan

13. (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk

14. (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun

15. (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Memaksa



16. (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah / Pengkarunia

17. (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki

18. (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka

19. (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui

20. (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang / Menyempitkan Rezeki

21. (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat / Melapangkan Rizki

22. (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Merendahkan Derajat

23. (Ar Rafi') Artinya Yang Maha Peninggi / Meninggikan Derajat

24. (Al Mu’izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan

25. (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina

26. (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar

27. (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat

28. (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili / Menetapkan Hukum

29. (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil

30. (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut/Halus

31. (Al Khabir) Artinya Yang Maha Waspada



32. (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar

33. (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung

34. (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun

35. (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur / Berterima Kasih

36. (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi

37. (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar

38. (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara

39. (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga / Memberikan Makan



40. (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung

41. (Al Jalil) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran

42. (Al Karim) Artinya Yang Maha Mulia

43. (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada / Mengawasi

44. (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul

45. (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas

46. (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana

47. (Al Wadud) Artinya Yang Maha Mengasihi / Penyayang



48. (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia

49. (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula

50. (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan

51. (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar

52. (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentabir / Mengurusi

53. (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat

54. (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh / Kokoh

55. (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi



56. (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji

57. (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung

58. (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal / Memulai

59. (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembalikan

60. (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan

61. (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan

62. (Al Hayyu) Artinya Yang Maha Hidup

63. (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri



64. (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu

65. (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia

66. (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa

67. (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal

68. (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan

69. (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya

70. (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa

71. (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Mendahului



72. (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Mengakhiri / Penangguh

73. (Al Awwal) Artinya Yang Pertama

74. (Al Akhir) Artinya Yang Akhir

75. (Az Dzahir) Artinya Yang Zahir

76. (Al Batin) Artinya Yang Batin / Tak Kelihatan Dzatnya

77. (Al Wali) Artinya Yang Memerintah / Menguasai

78. (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia

79. (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan / Kebaikan



80. (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat

81. (Al Muntaqim) Artinya Yang Maha Memberi Hukuman / Siksaan

82. (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun

83. (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang

84. (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal / Memiliki Kerajaan

85. (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Keagungan dan Kemuliaan



86. (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Adil

87. (Al Jami) Artinya Yang Maha Mengumpulkan

88. (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya

89. (Al Mughni) Artinya Yang Maha Memberi Kekayaan

90. (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah / Mempertahankan

91. (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat / Bahaya

92. (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat

93. (Al Nur) Artinya Memberi Cahaya

94. (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk

95. (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya

96. (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal

97. (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi

98. (Ar Rasyid) Artinya Yang Maha Pandai

99. (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Sumber

Minggu, 03 Februari 2013

Mengendalikan Diri (part 1)



Mengapa seseorang sulit mengendalikan dirinya? Mengapa seseorang mudah tergoda oleh hawa nafsu? Ternyata salah satu penyebabnya adalah karena kita tidak paham bahwa kita diberikan-Nya 5 alat bantu atau asisten yang akan membantu meningkatkan kualitas kita sebagai Abdullah dan Kholifatullah.

Kelima asisten itu adalah : Penampilan (PQ - Physical Quotient), Pikiran (IQ - Intellegence Quotient), Perasaan (EQ - Emotional Quotient), Keyakinan (SQ- Spiritual Quotient), dan Keimanan (RQ - Ruhani Qutient), atau kalau disingkat asisten/alat bantu itu bernama P3K2. So, P3K2 ini hanyalah ASISTEN dan bukanlah ANDA.

P3K2 = PENAMPILAN  I  PIKIRAN  I  PERASAAN   I   KEYAKINAN  I  KEIMANAN   

Jadi, Anda bukanlah Penampilan Anda, Anda bukanlah Pikiran Anda, Anda bukanlah Perasaan Anda, Anda bukanlah Keyakinan Anda, Anda bukanlah Keimanan Anda, tapi Anda adalah Abddullah dan Kholifatullah (AdK) yang dibekali 5 asisten yang bernama P3K2.

So, tugas Anda sebagai AdK (Abddullah dan Kholifatullah) adalah menggunakan potensi P3K2 ini secara seimbang dan proporsional. Misalkan, ketika Anda mau berpakaian maka gunakanlah Asisten Penampilan dan Asisten Keimanan agar Pakaian yang Anda gunakan terlihat indah dan menutup aurat.

Jika Anda menemukan masalah matematis dan sains maka gunakanlah asisten Pikiran dan Keimanan. Jangan Anda hitung soal matematik dengan menggunakan alat bantu (asisten) Perasaan. Misal : “7 x 135 perasaan 800 deh... “. Oh, duniamu pasti akan kacau.
Jika Anda bertemu dengan istri Anda, maka gunakanlah perasaan kangenmu, tapi jika Anda bertemu istri orang maka gunakanlah alat bantu pikiran dan keimanan. Jangan malah kangen sama istri orang.

Nah, kunci dari pengendalian diri adalah ketika Anda menggunakan asisten yang ada secara proporsional, dan gagalnya pengendalian diri jika Anda gagal atau salah menggunakan alat bantu yang ada. Demikian untuk sementara penjelasan dari kami.

Wallahu a’lam
Admin S3 I Cahaya-semesta.com

Sabtu, 12 Januari 2013

Nazhar, Bukan Sekedar Ta’aruf



Oleh : Salim A fillah 

Engkaulah itu minyak atar
Meskipun masih tersimpan
Dalam kuntum yang akan mekar
-Iqbal, Javid Namah-

 “Seandainya kami bisa membelikan janggut untuk Qais dengan harta kami”, kata orang-orang Anshar, “Niscaya akan kami lakukan.” Semua sifat dan jiwa kepemimpinan memang ada pada pemuda ini. Nasabnya juga terkemuka lagi mulia. Kecuali, ya itu tadi. Janggut. Salah satu simbol kejantanan dalam kaumnya yang sayangnya tak dimilikinya. Wajahnya licin dan bersih.

Namanya Qais ibn Sa’d ibn ‘Ubadah. Ayahnya, Sa’d ibn ‘Ubadah, pemimpin suku Khazraj di Madinah. Rasulullah menyebut keluarga ini sebagai limpahan kedermawanan. Ketika para muhajirin datang, masing-masing orang Anshar membawa satu atau dua orang yang telah dipersaudarakan dengan mereka ke rumahnya untuk ditanggung kehidupannya. Kecuali Sa’d ibn ‘Ubadah. Dia membawa 80 orang muhajirin ke rumahnya!
Saat masuk Islam, Sa’d ibn ‘Ubadah menyerahkan sang putera kepada Rasulullah. “Inilah khadam anda wahai Nabi Allah”, ujar Sa’d. Tapi menurut Anas ibn Malik, Qais lebih pas disebut ajudan Sang Nabi. Dan air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Dalam pergaulannya di kalangan pemuda, Qais sangat royal seperti bapaknya di kalangan tua-tua. Tak terhitung lagi sedekah dan dermanya. Tak pernah ditagihnya piutang-piutangnya. Tak pernah diambilnya jika orang mengembalikan pinjaman padanya.

Kedermawanan Qais begitu masyhur di kalangan muhajirin hingga menjadi bahan perbincangan. Sampai-sampai suatu hari Abu Bakr Ash Shiddiq dan ‘Umar ibn Al Khaththab berbicara tentangnya dan berujar, “Kalau kita biarkan terus pemuda ini dengan kedermawanannya, bisa-bisa habis licinlah harta orangtuanya!”
Pembicaraan ini sampai juga ke telinga sang ayah, Sa’d ibn ‘Ubadah. Apa komentarnya? Menarik sekali. “Aduhai siapa yang dapat membela diriku terhadap Abu Bakr dan ‘Umar?!”, serunya. “Mereka telah mengajari anakku untuk kikir dengan memperalat namaku!” Mendengarnya para sahabat pun tertawa. Lalu Abu Bakr dan ‘Umar meminta maaf padanya.

Ah, Qais dan Sa’d. Ayah dan anak ini sebaris di jalan cinta para pejuang. Tak ada bedanya.

♥♥♥

Inilah salah satu ciri yang menonjol dari zaman yang mulia itu. Pewarisan karakter yang sangat kental dari para ayah kepada para anak. Seperti dari Sa’d ibn ’Ubadah kepada Qais yang telah kita bicarakan. Di belakang nama orang Arab selalu terderet nama ayah-ayah mereka. Mungkin salah satu hikmahnya adalah identifikasi. Tak cuma identifikasi keturunan siapa. Tapi juga wataknya. Kalau kau ingat bapaknya dulu punya suatu sifat mulia, demikian pula kurang lebih anaknya.

Itulah zaman di mana orangtua benar-benar dituakan oleh anaknya, dan mereka mendapatkan pendidikannya di madrasah yang tanpa libur dan tanpa jeda. Di rumahnya. Tempat di mana mereka belajar bukan hanya dari apa yang terucap, tapi apa yang dilakukan oleh ayah bundanya. Orangtua adalah guru yang sebenar-benarnya. Mereka digugu, ditaati karena integritas di hadapan anak-anaknya. Dan ditiru, karena memang semua perilakunya membanggakan untuk dijadikan identitas.

Maka jadilah masyarakat itu masyarakat yang punya tingkat saling percaya amat tinggi. Kalau kau mau menikahi Hafshah, tak perlu berkenalan dengan Hafshah. Lihatlah saja ’Umar, bapaknya. Nah, Hafshah kurang lebih ya seperti bapaknya. Kalau mau menikah dengan ’Aisyah, tak perlu engkau mengenal ’Aisyah. Coba perhatikan Abu Bakr. Nah, ’Aisyah tak beda jauh dengannya. Maka dalam gelar pun mereka serupa; Abu Bakr dijuluki Ash Shiddiq, dan ’Aisyah sering dipanggil Ash Shiddiqah binti Ash Shiddiq.

Dari sinilah saya berargumen pada sebuah seminar pernikahan yang membuat para pesertanya nyaris tersedak. Ada yang memberi pernyataan, ”Di dalam Islam kan tidak ada pacaran, yang ada ta’aruf.” Kata saya, ”Ta’aruf? Tidak ada dalilnya. Tidak ada asal dan contohnya dari Rasulullah maupun para shahabat. Ini istilah umum yang dipaksakan menjadi istilah khusus pernikahan. Sedihnya lagi, ada yang  menyalahgunakannya. Mengganti istilah, dengan hakikat dan isi yang nyaris sama dengan pacaran. Na’udzu billaahi min dzalik.”

Maafkan sekiranya saya berlebihan. Tapi begitulah. Kata ta’aruf artinya ’saling mengenal’ hanya kita temukan dalam Al Quran dalam konteks yang umum.

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujuraat 13)

♥♥♥

Tetapi tentu saja sebuah pernikahan yang dimulai dengan hanya mengandalkan rasa saling percaya di dalam suatu masyarakat menjadi penuh resiko di kelak kemudian hari. Apalagi hari ini, ketika kita mudah oleng, tak teguh berpijak pada wahyu dan nurani. Beberapa halaman lewat, pada tajuk Berkelana dalam Pilihan kita sudah menyimak kisah Habibah binti Sahl yang akhirnya memilih mengajukan pisah dari suaminya, Tsabit ibn Qais. Mengapa? Habibah mengukur kekuatan dirinya yang ia rasa takkan sanggup bersabar atas kondisi suaminya yang menurutnya, ”Paling hitam kulitnya, pendek tubuhnya, dan paling jelek wajahnya.”

Ya, masalahnya adalah Habibah belum pernah melihat calon suaminya itu. Belum pernah. Sama sekali belum pernah. Mereka baru bertemu setelah akad diikatkan oleh walinya. Sebelum berjumpa, dalam diri Habibah muncul harapan sewajarnya akan seorang suami. Dan harapan itu, karena ketidaksiapannya, karena ia belum pernah melihat sebelumnya, menjadi tinggi melangit dan tak tergapai oleh kenyataan. Ia dilanda kekecewaan. Mungkin kisahnya akan lain jika Habibah telah melihat calon suaminya sebelum pernikahan terjadi. Ia punya waktu untuk menimbang. Ia punya waktu untuk bersiap. Ia punya waktu untuk, kata Sang Nabi, ”Menemukan sesuatu yang menarik hati pada dirinya.”

Dalam riwayat Imam Abu Dawud, Jabir ibn ’Abdillah mendengar Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam bersabda, ”Jika salah seorang dari kalian hendak meminang seorang perempuan, jika mampu hendaklah ia melihatnya terlebih dahulu untuk menemukan daya tarik yang membawanya menuju pernikahan.” Maka ketika Jabir hendak meminang, ia rahasiakan maksudnya, dan ia melihat kepada wanita Bani Salamah yang hendak dinikahinya. Ia menemukannya. Hal-hal yang menarik hati pada wanita itu, yang mebuatnya memantapkan hati untuk menikahi.

Al Mughirah ibn Syu’bah Radhiyallaahu ’Anhu, sahabat Rasulullah yang masyhur karena kehidupan rumahtangganya yang sering dilanda prahara sejak zaman jahiliah, suatu hari ingin meminang seorang shahabiyah, seorang wanita shalihah. Maka Sang Nabi pun berkata padanya, ”Lihatlah dulu kepadanya, suapaya kehidupan kalian berdua kelak lebih langgeng.”

Subhanallah, inilah pernikahan terakhir Al Mughirah yang lestari hingga akhir hayatnya. Padahal sebelumnya entah berapa puluh wanita yang pernah menemani hari-harinya. Penuh dinamika dalam nikah dan cerai. Itu di antaranya disebabkan ia tak pernah melihat calon isterinya sebelum mereka menikah. Maka dengan menjalani sunnah Sang Nabi, Al Mughirah mendapatkan doa beliau, mendapatkan ikatan hati yang langgeng dan mesra. Demikian disampaikan kepada kita oleh Imam An Nasa’i, Ibnu Majah, dan At Tirmidzi.

Dari mereka kita belajar bahwa syari’at mengajari kita untuk nazhar. Melihat. Melihat untuk menemukan sesuatu yang membuat kita melangkah lebih jauh ke jalan yang diridhai Allah. Melihat untuk menemukan sebuah ketertarikan. Itu saja. Bukan mencari aib. Bukan menyelidiki cela. Bukan mendetailkan data-data. Lihatlah kepadanya. Itu saja. Tentu dengan mestarikan prasangka baik kita kepada Allah, kepada diri, dan kepada sesama.

Di jalan cinta para pejuang, kita melestarikan nilai-nilai nazhar; berbaik sangka kepada Allah, menjaga pandangan dalam batas-batasnya, dan selalu mencari hal yang menarik. Bukan sebaliknya..

Keluarkan Kucing dari Karungnya

jangan kau kira cinta datang
dari keakraban dan pendekatan yang tekun
cinta adalah putera dari kecocokan jiwa
dan jikalau itu tiada
cinta takkan pernah tercipta,
dalam hitungan tahun, bahkan millenia
-Kahlil Gibran-

Jika nazhar telah kita lakukan, sungguh kita telah mengeluarkan kucing dari karungnya. Tak lagi membeli kucing dalam karung. Karena kucing juga tak suka dimasukkan dalam karung. Karena kita juga tak ingin menikah dengan kucing.

 Tapi nazhar itu cukuplah sedikit saja.

Adalah Malcolm Gladwell, wartawan The New Yorker yang setelah sukses dengan buku Tipping Point-nya, lalu berkelana penjuru Amerika untuk menulis dan merilis buku barunya, Blink: The Power of Thinking without Thinking. Buku tentang berfikir tanpa berfikir. Buku tentang dua detik pertama yang menentukan. Yang dengan pertimbangan dua detik itu, keputusan yang dihasilkan seringkali jauh lebih baik dari riset yang menjelimet. Dalam bukunya, Gladwell membentangkan puluhan riset yang kuat validitasnya dari berbagai ilmuwan terkemuka untuk menjabarkan tesisnya.

Dua detik pertama mencerap dengan indera itu menentukan. Mahapenting.
Sejalan dengan riset-riset yang dibabarkan Malcolm Gladwell, Kazuo Murakami, ahli genetika peraih Max Planck Award 1990 itu berkisah bahwa para ilmuwan yang begitu tekun belajar untuk menguasai disiplin ilmunya hingga ke taraf ahli, acapkali tak pernah menghasilkan penemuan besar. Justru ilmuwan yang ‘tak banyak tahu’ seringkali menghasilkan dobrakan-dobrakan mengejutkan. Penemuan akbar.
“Mengapa terlalu banyak tahu terkadang menghalangi kita?”, kata Murakami dalam buku The Divine Message of The DNA. “Sebenarnya bukan informasi itu sendiri yang pada dasarnya buruk; tetapi mengetahui lebih banyak daripada orang lain dapat membuai kita untuk mempercayai bahwa keputusan kita lebih baik.”
Padahal seringkali dengan banyaknya informasi membanjir, kemampuan otak kita untuk memilah mana informasi yang berguna dan mana yang tak bermakna menjadi menurun. Otak kita bingung menentukan prioritas. Fakta yang kita anggap penting ternyata sampah. Sebaliknya, hal kecil yang kita remehkan justru bisa jadi adalah kunci dari semuanya. Maka, merujuk pada Gladwell dan Murakami, kita memang tak perlu tahu banyak hal. Cukup mengetahui yang penting saja.

Begitu juga tentang calon isteri, calon suami, calon pasangan kita. Kita tak perlu tahu terlalu banyak. Cukup yang penting saja.

Alkisah, seorang lelaki hendak menikah. Maka satu hal saja yang ia persyaratkan untuk calon isterinya; memiliki tiga kelompok binaan pengajian yang kompak padu. Ketika mereka bertemu untuk nazhar sekaligus merencanakan pinangan, sang wanita berkata, “Maaf, saya tidak bisa memasak.” Ini ujian Allah, batin si lelaki. Bukankah dia hanya meminta yang memiliki binaan pengajian? Mengapa harus mundur, ketika sang calon tak bias memasak?

“Insyaallah di Jogja banyak rumah makan”, begitu jawabnya sambil menundukkan senyum.
“Dan saya juga tidak terbiasa mencuci.”

Kali ini senyumnya ditahan lebih dalam. Kebangetan juga sih. Tapi ia tahu, ini ujian. Maka katanya, “Insyaallah di Jogja banyak laundry.”

Ia, sang lelaki tahu apa yang penting. Kejujuran. Keterbukaan. Itu sudah ditunjukkan oleh sang wanita dengan sangat jelas, sangat ksatria. Ia berani mengakui tak bisa memasak dan tak bisa mencuci. Tanpa diminta. Dua hal yang kadang membuat lelaki rewel. Tetapi dia adalah lelaki yang berupaya selalu memiliki visi dan misi. Maka dia mendapatkan sesuatu yang berharga; seorang wanita yang memiliki tiga kelompok binaan kompak padu. Dan itu sangat berarti bagi visi dan misinya dalam membangun keluarga. Selebihnya, siapa juga yang mencari tukang cuci dan tukang masak? Yang dia cari adalah seorang isteri, bukan kedua macam profesi itu.
Dan tahukah anda? Setelah pernikahan berjalan beberapa waktu, ketika merasa diterima apa adanya oleh suami tercinta, sang isteripun mencoba memasak. Ternyata ia pandai. Hanya selama ini ia tak pernah mencoba. Masakannya lezat, jauh melebihi harapan sederhana sang suami. Begitu juga dalam hal-hal lain. Banyak kejutan yang diterima sang suami. Jauh melebihi harapan-harapannya. Dulu, dia memang tak terlalu banyak tahu tentang calon isterinya. Ia cukup mengetahui yang terpenting saja.

Dua detik itu sangat menentukan. Mungkin karena dalam dua detik itulah ruh saling mengenal. Mereka saling mengirim sandi. Jika sandi dikenali, mereka akan bersepakat, tanpa banyak tanya, tanpa banyak bicara. Karena sesudah itu adalah saatnya bekerja mewujudkan tujuan bersama. Segera. Jangan ditunda-tunda.
“Ruh-ruh itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal diantara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah.” (HR Al Bukhari [3336] secara mu’allaq dari ’Aisyah, dan Muslim [2638], dari Abu Hurairah)

            Ruh itu seperti tentara. Ada sandi di antara mereka. Jika sandi telah dikenali, tak perlu banyak lagi yang diketahui. Cukup itu saja. Mereka akan bersepakat. Mereka adalah sekawan dan sepihak. Mereka akan bergerak untuk satu tujuan yang diyakini. Jadi apakah yang menjadi sandi di antara para ruh? Iman. Tentu saja. Kadar-kadarnya akan menerbitkan gelombang dalam frekuensi yang sama. Jika tak serupa, jika sandinya tak diterima, ia telah berbeda dan sejak awal tak hendak menyatu.

”Iman”, kata Sayyid Quthb dalam Fii Zhilaalil Quran, ”Adalah persepsi baru terhadap alam, apresiasi baru terhadap keindahan, dan kehidupan di muka bumi, di atas pentas ciptaan Allah, sepanjang malam dan siang. Dan inilah yang diperbuat keimanan. Membuka mata dan hati. Menumbuhkan kepekaan. Menyirai kejelitaan, keserasian, dan kesempurnaan.” Maka biarlah dia yang menjadi ratu penentu, di dua detik pertama nazhar kita.

Di jalan cinta para pejuang, kita melestarikan nilai-nilai nazhar; berbaik sangka kepada Allah, menjaga pandangan dalam batas-batasnya, dan selalu mencari hal yang menarik. Bukan sebaliknya. Di jalan cinta para pejuang, yang terpenting bukanlah seberapa banyak engkau tahu, tapi bahwa engkau mengetahui yang memang bermakna bagimu. Dan bahwa Allah selalu bersamamu.

kecocokan jiwa memang tak selalu sama rumusnya
ada dua sungai besar yang bertemu dan bermuara di laut yang satu; itu kesamaan
ada panas dan dingin bertemu untuk mencapai kehangatan; itu keseimbangan
ada hujan lebat berjumpa tanah subur, lalu menumbuhkan taman; itu kegenapan
tapi satu hal tetap sama
mereka cocok  karena bersama bertasbih memuji Allah
seperti segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, ruku’ pada keagunganNya