Ketika disuruh DIAM, saya hanya ikut.
Saya tidak mengajukan tanya kenapa. Berbilang hari berlalu. Lalu semua simpul
hubungan-hubungan pemikiranpun menjadi nyata…
Diam dan hening, adalah sebuah keadaan
dimana pergerakan RUHANI kita sudah tidak dihambat dan dihentikan lagi oleh
berbagai file pikiran, sebut saja objek pikir atau objek saja, yang tersimpan
didalam memori kita yang telah kita kumpulkan selama hidup kita. Berbagai objek
itu dalam ilmu NLP sering disebut dengan istilah keren sebagai objek VAKOG
(Visual. Auditory, Kinestetik, Olfactory, Gustatory), atau dalam bahasa kampung
kita disebut sebagai objek yang bisa dikenali dengan mudah oleh panca indera
kita.
Sebenarnya objek yang tertangkap oleh
panca indera kita itu netral saja sifatnya. Apakah objek itu hanya bisa
dikenali dengan memakai salah satu alat indera kita saja, atau ia bisa pula
dikenali dengan memakai alat indera kita yang lain, itu tidak jadi masalah.
Tetap saja informasi yang masuk kedalam setiap indera kita itu hanya akan
berubah menjadi kode sinyal listrik arus sangat lemah dibagian-bagian tertentu
di dalam otak kita. Jadi semua objek yang tertangkap oleh alat indera kita
sebenarnya hanya tipuan dan sesuatu yang tidak nyata didalam otak kita. Makanya
apapun objek pikir kita di dunia ini yang berhubungan dengan fungsi otak dan
panca indera kita disebut juga sebagai permainan. Ya…, Allah di dalam Al Qur’an
menegaskan bahwa dunia ini hanyalah alam permainan dan senda gurau belaka.
Permainan fungsi dari berbagai tetes enzim dan unsur kimiawi yang terjadi
didalam otak kita.
Hanya saja objek-objek permainan itu
kemudian kita beri nama-nama untuk memudahkan kita dalam mengkomunikasikannya
dengan orang lain. Nama-nama itulah nantinya yang akan menjadi landasan
berpikir kita dalam berasosiasi terhadap sebuah objek dihadapan orang lain.
Misalnya saat kita saling berkata-kata tentang jeruk nipis, maka sebenarnya
didalam otak kita tidak ada itu yang namanya gambar jeruk nipis. Yang ada
adalah sekumpulan kode kode listrik sangat lemah, dari barbagai bagian otak
kita, bersatu membentuk sebuah asosiasi yang lengkap tentang jeruk nipis. Mulai
dari bentuknya, warnanya, rasanya, baunya, dan sebagainya. Akhirnya ketika kita
menyebut kata jeruk nipis, ada atau tidak ada objeknya, tetap saja air liur
kita akan keluar, dan wajah kita akan merengut seperti orang yang sedang
merasakan asamnya jeruk nipis. Kan seperti main-main saja itu.
Nah…, selama ini kebanyakan kita,
sejak dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali, bahkan ketika tidurpun,
pergerakan ruhani kita selalu terhambat atau dihalangi oleh berbagai objek
permainan dan senda gurau yang sudah tersimpan didalam memori kita.
Semakin
kita memberikan perhatian lebih kepada sebuah objek tertentu, maka gerak ruhani
kita juga akan semakin ditahan dan dihambat oleh objek itu. Padahal ruhani kita
sifatnya sangatlah ekpansif. Secara ruhani kita selalu ingin bergerak dan
meluas secara tak terbatas. Karena gerak ruhani kita itu tertahan, maka
pastilah rasanya sangat sempit, sakit, dan tidak nyaman, hatta ketika tidur
sekalipun. Sehingga tidak jarang setelah kita tersiksa terus menerus dikala
sadar, kita juga sering mendapatkan mimpi buruk dan menakutkan di dalam tidur
kita. Dan itu menyiksa sekali.
Bersambung
Deka
Deka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar