Istilah-istilah dan praktek-praktek
Yang Boleh Jadi Rancu.
Selama ini kita dibuat rancu tentang
istilah mengosongkan pikiran, istilah menjadi bayi, dan istilah menutup howo
songo. Belum lagi kalau ditambah dengan istilah-istilah yang berasal dari dunia
NLP, Hipnotherapy, Psikologi. Dunia tasawuf atau suffiyah dengan berbagai
tarekatnya cukup pula menjadi sebuah konsep yang misterius yang berada diatas
sebuah menara gading spiritualitas yang sepertinya tidak akan bisa didapatkan
oleh sembarangang orang, kecuali dengan bantuan seseorang yang katanya haruslah
bermaqam Waliyyam Mursyida yang Kamil Mukammil.
Misalnya, ketika kita baru mengenal sebuah metoda meditasi, dimana dalam salah satu metodanya kita diajarkan untuk mengosongkan pikiran, menutup howo songo, maka kitapun diharuskan untuk menjauhi suatu objek pikir, agar objek pikir itu tidak membelenggu dan menawan kita. Katanya ini adalah proses Zero Mind. Proses mengosongkan pikiran.
Karena namanya mengosongkan pikiran,
makanya tidak heran kalau ada pemrakteknya yang kemudian tidak mau menikah
sampai tuanya, karena dia menganggap bahwa istri atau suaminya itu kelak akan
membelenggu dirinya. Dia menghindar dari pernikahan. Sehingga akibatnya didalam
memori pikirannya tidak ada file tentang seluk beluk pernikahan dengan segala
permasalahannya. Ya, otaknya kosong. Ada pula yang menghindar dari kekayaan dan
punya harta benda, menghidar dari keramaian untuk selamanya. Mereka biasanya
ingin hidup ditempat yang sunyi dan menyepi kepuncak gunung, seperti yang
dilakukan oleh pemraktek posisi kependetaan, atau pemangku posisi orang suci
ala kepercayaan tertentu.
Adapula istilah lain yaitu bersih dan suci seperti halnya keadaan seorang bayi. Akan tetapi kita dihadapkan pada perbedaan keadaan yang sangat ekstrim antara kita dengan seorang bayi. Dimana otak seorang bayi masih benar-benar bersih dari beragam objek fikir VAKOG, sementara otak kita sudah terbentuk selama puluhan tahun dengan berbagai objek fikir VAKOG. Bagaimana caranya agar kita bisa membersihkan memori kita dari semua objek VAKOG itu?. Ini tentu sulit sekali kalau kita hanya mengandalkan olah VAKOG saja.
Akan tetapi, sebenarnya ada yang bisa
kita contoh dari seorang bayi, yaitu kebeningan dan kebersihan rohaninya. Kalau
keadaan rohani seperti ini bisa kita contoh, maka tentu saja keadaannya akan
menjadi lain. Namun yang membuat kita risau selama ini adalah bahwa kita tidak
tahu bagaimana caranya untuk meraih posisi kebeningan rohani seorang bayi itu
!?.
Bersambung
Deka
Deka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar