Kamis, 24 Maret 2011

Kita seharusnya bukan termasuk GENERASI KULIT

Makanlah mangga manalagimu, dagingnya, bukan kulit dan bukan pula bijinya. Iman itu harus melangkah lebih dalam; bukan hanya di kulit, di tepian, dalam ketakutan, keraguan. Tapi bukan pula keterlampauan, ekstrim, merasuk hingga menelan biji, merakus hingga aniaya, berlebihan, lalu memutus keberlangsungan.

Kelak, kulit itu hanyalah jadi sampah, walaupun jasanya besar telah melindungi daging sang mangga. Mungkin itulah yang namanya buih di lautan. Sedangkan nasib si biji, bisa dimanfaatkan untuk melahirkan generasi berikutnya, itu pun dengan beberapa syarat yang sudah disinergikan dengan semesta. Hei, siapa pula yang suka memakan biji mangga?

"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-Hajj (22) : 11}"

Biarkan kulit itu pergi ke dunianya. Ia hanyalah sang pembatas, furqon keberanianmu, dinding antara iman dan ingkar. Maka kuliti saja keraguanmu, masuklah lebih berani, dan nikmati manis manggamu, nikmati manis imanmu. Sungguh manis dirimu.Alhamdulillah.

Wallahu alam
KZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar